Hi guuuys, long time no see.. kemarin
kita telah membahas tentang beberapa cabang ilmu linguistics, nah kali ini,
kita akan membahas tentang Applied Linguistics. Nah tapi kali ini aku mau bahas
tentang satu bidang dari Applied Linguistics yang nantinya akan menjadi
konsentrasiku kedepanya. Aku niat mengambil tentang ‘’Psycholinguistics’’. Yuk
kita bahas..
Sebelum kita masuk ke
Psycholinguistics, mari kita membahas apa sih Applied Linguistics itu?
APPLIED LINGUISTICS (Linguistik
Terapan)
Applied Linguistics is an
interdisciplinary field which mediates between the theory of language and the
practice of language learning.
Menurut AS HORNBY, linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan
tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan
untuk meningkatkan keberhasilan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa
sebagai komponen inti.
Jadi, Linguistik Terapan merupakan
bidang yang mengidentifikasi, menginvestigasi, dan menawarkan solusi bagi
masalah dunia nyata yang terkait dengan bahasa.
PSYCHOLINGUISTICS
Secara formal, istilah psikolinguistik
digunakan sejah tahun 1954 oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, dalam
karyanya yang berjudul Sycholinguistics, A Survey of Theory and Research
Problems. Sejak itu istilah tersebut sering digunakan.
Psikolinguistik ini merupakan gabungan
dari ilmu interdisiplin antara Linguistik dan Psikologi.
- Peran Psikolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa
Siswa adalah subjek
dalam pembelajaran. Siswa dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk
mencapai kognitif, afektif dan psikomotor. Agar siswa dapat berbahasa yang baik
dan benar diperlukan pegetahuan kaidah bahasa. Kaidah bahasa dapat dipelajari
dalam linguistik. Tapi siswa tidak hanya belajar tentang kaidah bahasa tapi
diperlukan juga kesiapan kognitif (penguasaan bahasa dan materi yang
disampaikan), afektif (tenang, yakin,percaya diri, mengurangi rasa ragu-ragu,
was-was, dan juga harus kritis), dan psikomotor (lafal yang fasih, keterampilan
memilih kata, frasa dan kalimat). Nah, jelaslah bahwa pentingnya peranan
Psikolinguisti dalam pembelajaran bahasa.
- Keterikatan Antara Bahasa dan Pikiran
Psikolinguistik adalah
studi tentang mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa,
baik pada saat memproduksi atau memahami ujaran. Dengan kata lain, penggunaan
bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi
pikiran.
Kempen dan Marat
(1983:5) mengemukakan bahwa Psikolinguistik adalah studi mengenai manusia
sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada pada
manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide orang lain
bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik
secara tertulis maupun secara lisan.
Perilaku manusia yang
tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika berbicara dan menulis
atau ketika dia memproduksi suatu bahasa, sedangkan perilaku yang tidak tampak
adalah perilaku yang manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca sehingga
menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan
atau dituliskanya. Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Psikolinguistik yaitu
perolehan bahasa, pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan bahasa,
proses pengkodean, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, hubungan antara
bahasa dengan otak.
Manusia sebagai pengguna
bahasa, dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai psikologi,
baik kognitif, afektif dan psikomotor. Dari ketiga aspek ini lah manusia dapat
menggunakan kemampuan bahasa, secara reseptif (menyimak dan membaca) dan juga
secara produktif (berbiaca dan menulis).
Edward Sapir dan
Benyamin Whorf merupakan salah satu ahli yang mencoba memaparkan bentuk
hubunagn antara bahasa dan pikiran, bagaimana bahasa mempengairuhi pikiran manusia.
Mereka mengatakan bahwa: ‘’tidak ada dua bahasa yang memiliki kesamaan untuk
dipertimbangkan sebagai realitas sosialitas yang sama’’. Mereka menguraikan dua
hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran,yaitu :
1.
Linguistics Relativity Hypothesis
Perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan
perbedaan kognitif bahasa. Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang
yang menggunakan bahasa tersebut.
2.
Linguistics determinism
Struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempersepsi dan
menalar dunia persetual. Struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan
struktur yang sudah ada dalam bahasa.
Pengaruh bahasa terhadap
pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan beroperasinya aspek formal bahasa,
misalnya grammar dan leksikon. Whorf mengatakan bahwa grammar dan leksikon
dalam sebuah bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada dalam
pengguna bahasa tersebut. Bahasa merupakan pemandu realitas sosial dan
mengkondisikan masalah dan proses soasial. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama
untuk mewakili realitas yang sama. Dapat disimpulkan bahwa pandangan manusia
tentang dunia dibentuk oleh bahasa, sehingga karena bahasa berbeda maka
pandangan tentang duniapun berbeda.
- Kompleksitas dalam Ujaran dan Pikiran.
Suatu pemikiran yang
kompleks dinyatakan dalam kalimat yang kompleks pula. Apabila mengungkapkan
kalimat dibutuhkan pula pemikiran yang kompleks. Menurut kajian
Psikolinguistik, terbagi menjadi 2, yaitu: netral (unmarked) dan marked (tidak
netral). Contoh :
a.
How tall is your daughter?
b.
How short is your daughter?
Kalimat a lebih mudah
dijawab daripada kalimat b, karena kalimat a mempunyai sifat netral, sedangkan
kalimat b tidak netral.
Dalam kajian
psikolinguistik konsep netral (unmarked) merujuk pada makna positif, sedangkan
dalam bahasa inggris, kata-kata netral mempunyai sisi kebalikanya, misalnya
happy menjadi unhappy. Pada kalimat tak netral (marked), contohnya sad tidak
bisa kita membuat sisi positifnya.
- Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Secara umum, psikologi
seseorang berbeda satu dengan lainnya. Biasanya hal ini terlihat pada saat
seseorang marah. Kemarahan setiap orang terkadang tidak bisa ditebak, terkadang
tidak sesuai dengan kenyataanya. Misalnya, orang yang merasa kesal belum tentu
dia marah. Bahkan ada orang yang marah tapi bawaanya tenang dan bahkan tertawa.
Hal ini membuktikan bahwa keadaan jiwa seseorang berbeda-beda. Setiap orang
yang marah, biasanya akan menghasilkan suatu gejala, misalnya cemberut, diam
tidak mau bicara, bahkan sampai ada yang memaki-maki, membanting barang untuk
melampiaskan kemarahanya dan bahkan sampai ada yang menangis.
- Aspek Linguistik dari Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Seseorang mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda jika ia dalam keadaan marah. Biasanya seseorang
yang merasa marah karena penyebabnya sedih, akan bercerita dengan orang yang
terdekatnya. Contohnya jika ia marah karena pacarnya selingkuh dan dia merasa
sedih dia akan bercerita kepada teman terdekatnya, jika ia sangat marah,
biasanya ia akan memaki-maki pacarnya yang selingkuh dengan nada kasar dan
berteriak.
Dari contoh diatas,
Ciri-ciri linguistik dari psikolinguistik marah :
-
Bahasa yang diujarkanya kasar
-
Bahasa yang diujarkanya keras.
-
Bahasa yang diujarkanya menggunakan
intonasi tinggi
-
Bahasa yang diujarkanya terdengar
sinis
Penggunaan bahasa
seperti yang disebutkan diatas menunjukan secara jelas bahwa ia dalam keadaan
marah.
- Aspek Pikiran dari Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Didalam melakukan
sesuatu atau mengungkapkan sesuatu tentunya dipengaruhi proses kognitif.
Seperti contoh diatas, aspek kognitif yang dapat dicermati :
-
Pikiran yang mempengaruhi aspek marah
karena pacarnya ketahuan selingkuh, ia merasa kecewa, dan telah dikhianati oleh
pacarnya.
Nah sudah dulu pembahasanya, semoga
berguna buat semuanya. Terimakasih hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar