Sabtu, 28 Mei 2016

APPLIED LINGUISTICS


Hi guuuys, long time no see.. kemarin kita telah membahas tentang beberapa cabang ilmu linguistics, nah kali ini, kita akan membahas tentang Applied Linguistics. Nah tapi kali ini aku mau bahas tentang satu bidang dari Applied Linguistics yang nantinya akan menjadi konsentrasiku kedepanya. Aku niat mengambil tentang ‘’Psycholinguistics’’. Yuk kita bahas..
Sebelum kita masuk ke Psycholinguistics, mari kita membahas apa sih Applied Linguistics itu?
APPLIED LINGUISTICS (Linguistik Terapan)
Applied Linguistics is an interdisciplinary field which mediates between the theory of language and the practice of language learning.
Menurut AS HORNBY, linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan untuk meningkatkan keberhasilan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
Jadi, Linguistik Terapan merupakan bidang yang mengidentifikasi, menginvestigasi, dan menawarkan solusi bagi masalah dunia nyata yang terkait dengan bahasa.

PSYCHOLINGUISTICS
Secara formal, istilah psikolinguistik digunakan sejah tahun 1954 oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, dalam karyanya yang berjudul Sycholinguistics, A Survey of Theory and Research Problems. Sejak itu istilah tersebut sering digunakan.
Psikolinguistik ini merupakan gabungan dari ilmu interdisiplin antara Linguistik dan Psikologi.
  •  Peran Psikolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa
Siswa adalah subjek dalam pembelajaran. Siswa dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai kognitif, afektif dan psikomotor. Agar siswa dapat berbahasa yang baik dan benar diperlukan pegetahuan kaidah bahasa. Kaidah bahasa dapat dipelajari dalam linguistik. Tapi siswa tidak hanya belajar tentang kaidah bahasa tapi diperlukan juga kesiapan kognitif (penguasaan bahasa dan materi yang disampaikan), afektif (tenang, yakin,percaya diri, mengurangi rasa ragu-ragu, was-was, dan juga harus kritis), dan psikomotor (lafal yang fasih, keterampilan memilih kata, frasa dan kalimat). Nah, jelaslah bahwa pentingnya peranan Psikolinguisti dalam pembelajaran bahasa.

  • Keterikatan Antara Bahasa dan Pikiran
Psikolinguistik adalah studi tentang mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat memproduksi atau memahami ujaran. Dengan kata lain, penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran.
Kempen dan Marat (1983:5) mengemukakan bahwa Psikolinguistik adalah studi mengenai manusia sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada pada manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide orang lain bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik secara tertulis maupun secara lisan.
Perilaku manusia yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi suatu bahasa, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku yang manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan atau dituliskanya. Dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Psikolinguistik yaitu perolehan bahasa, pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan bahasa, proses pengkodean, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, hubungan antara bahasa dengan otak.
Manusia sebagai pengguna bahasa, dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai psikologi, baik kognitif, afektif dan psikomotor. Dari ketiga aspek ini lah manusia dapat menggunakan kemampuan bahasa, secara reseptif (menyimak dan membaca) dan juga secara produktif (berbiaca dan menulis).
Edward Sapir dan Benyamin Whorf merupakan salah satu ahli yang mencoba memaparkan bentuk hubunagn antara bahasa dan pikiran, bagaimana bahasa mempengairuhi pikiran manusia. Mereka mengatakan bahwa: ‘’tidak ada dua bahasa yang memiliki kesamaan untuk dipertimbangkan sebagai realitas sosialitas yang sama’’. Mereka menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran,yaitu :
1.      Linguistics Relativity Hypothesis
Perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif bahasa. Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
2.      Linguistics determinism
Struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempersepsi dan menalar dunia persetual. Struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
Pengaruh bahasa terhadap pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan beroperasinya aspek formal bahasa, misalnya grammar dan leksikon. Whorf mengatakan bahwa grammar dan leksikon dalam sebuah bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada dalam pengguna bahasa tersebut. Bahasa merupakan pemandu realitas sosial dan mengkondisikan masalah dan proses soasial. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk mewakili realitas yang sama. Dapat disimpulkan bahwa pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa, sehingga karena bahasa berbeda maka pandangan tentang duniapun berbeda.

  • Kompleksitas dalam Ujaran dan Pikiran.
Suatu pemikiran yang kompleks dinyatakan dalam kalimat yang kompleks pula. Apabila mengungkapkan kalimat dibutuhkan pula pemikiran yang kompleks. Menurut kajian Psikolinguistik, terbagi menjadi 2, yaitu: netral (unmarked) dan marked (tidak netral). Contoh :
a.       How tall is your daughter?
b.      How short is your daughter?
Kalimat a lebih mudah dijawab daripada kalimat b, karena kalimat a mempunyai sifat netral, sedangkan kalimat b tidak netral.
Dalam kajian psikolinguistik konsep netral (unmarked) merujuk pada makna positif, sedangkan dalam bahasa inggris, kata-kata netral mempunyai sisi kebalikanya, misalnya happy menjadi unhappy. Pada kalimat tak netral (marked), contohnya sad tidak bisa kita membuat sisi positifnya.

  • Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Secara umum, psikologi seseorang berbeda satu dengan lainnya. Biasanya hal ini terlihat pada saat seseorang marah. Kemarahan setiap orang terkadang tidak bisa ditebak, terkadang tidak sesuai dengan kenyataanya. Misalnya, orang yang merasa kesal belum tentu dia marah. Bahkan ada orang yang marah tapi bawaanya tenang dan bahkan tertawa. Hal ini membuktikan bahwa keadaan jiwa seseorang berbeda-beda. Setiap orang yang marah, biasanya akan menghasilkan suatu gejala, misalnya cemberut, diam tidak mau bicara, bahkan sampai ada yang memaki-maki, membanting barang untuk melampiaskan kemarahanya dan bahkan sampai ada yang menangis.

  • Aspek Linguistik dari Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Seseorang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda jika ia dalam keadaan marah. Biasanya seseorang yang merasa marah karena penyebabnya sedih, akan bercerita dengan orang yang terdekatnya. Contohnya jika ia marah karena pacarnya selingkuh dan dia merasa sedih dia akan bercerita kepada teman terdekatnya, jika ia sangat marah, biasanya ia akan memaki-maki pacarnya yang selingkuh dengan nada kasar dan berteriak.
Dari contoh diatas, Ciri-ciri linguistik dari psikolinguistik marah :
-      Bahasa yang diujarkanya kasar
-      Bahasa yang diujarkanya keras.
-      Bahasa yang diujarkanya menggunakan intonasi tinggi
-      Bahasa yang diujarkanya terdengar sinis
Penggunaan bahasa seperti yang disebutkan diatas menunjukan secara jelas bahwa ia dalam keadaan marah.

  • Aspek Pikiran dari Gejala Psikolinguistik Orang Marah
Didalam melakukan sesuatu atau mengungkapkan sesuatu tentunya dipengaruhi proses kognitif. Seperti contoh diatas, aspek kognitif yang dapat dicermati :
-      Pikiran yang mempengaruhi aspek marah karena pacarnya ketahuan selingkuh, ia merasa kecewa, dan telah dikhianati oleh pacarnya.
Nah sudah dulu pembahasanya, semoga berguna buat semuanya. Terimakasih hehe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar